Seorang mahasiswi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) mengalami kasus penipuan, Selasa (9/12). Kejadian ini bermula saat Nursanti (korban) mendapat telepon dari orang yang tak dikenal. Mahasiswa jurusan Kimia ini mengaku ia dihubungi karena mendapat undian dari Bank Rakyat Indonesia (BRI).
“Di telepon tadi dia bilang saya menang undian 20 juta dari BRI, namun sebelumnya harus mentrasfer uang dulu,” ujarnya saat diwawancarai, Selasa (9/12).
Setelah menerima telepon, mahasiswa angkatan 2012 ini langsung beranjak dari rumah kostnya menuju Anjungan Tunai Mandiri (ATM) di kampus. Ketika ingin mentransfer uang ternyata Kartu ATM, Santi sapaan korban tak dapat digunakan. Seketika itu, Santi keluar dari ATM dan mencari pertolongan.
Kemudian, ia bertemu dengan Soraya Yusuf mahasiswa Jurusan Keperawatan dan meminta tolong padanya. “Awalnya dia bilang mau pinjam ATM karena ada yang mau transfer uang namun tak bisa gunakan ATM-nya,” ujar Soraya menjelaskan.
Alhasil mahasiswa angkatan 2012 ini menolong Santi. Ketika tiba di ATM, Santi yang tetap menelpon tiba-tiba mentransfer uang sesuai arahan dari penelpon.
“Saya panik dan bertanya-tanya kepadanya. Namun, ia berkata tunggu dulu nanti saya transfer balik. Jadi, saya percaya saja dan menunggu karena ia mendesak untuk transfer,” ujar Soraya.
Setelah menggunakan ATM Soraya, ternyata uang yang ditransfer belum 'cukup' akhirnya Santi mencari orang lain lagi, sambil diikuti Soraya di belakangnya untuk meminta uangnya kembali.
Lalu, ia bertemu dengan Nurdiana mahasiswa Fakultas MIPA jurusan Fisika. Sama seperti Soraya, Diana juga menolong karena awalnya akan mengganti uangnya. Alhasil uang sebesar 2.561.443 juta milik Nurdiana dipakainya.
Tak puas mendapat uang dari dua korban, sang penipu yang berkomunikasi dengan Santi melalui telepon seluler kembali menyuruhnya mentransfer uang lagi. Akhirnya mahasiswa ketiga yang tertipu ialah Hardianti mahasiswa Jurusan Fisika angkatan 2014. Sama ingin menolong seperti dua orang lainnya, uangnya sebanyak 2.436.819 juta lenyap di ATM.
Setelah kejadian ini akhirnya, semua mahasiswa korban penipuan ini dibawa ke kantor Satpam Unhas untuk diperiksa.
“Saya mauji ganti uangnya mereka, saya tunggu dulu kakakku buat jelaskan saya bukan penipu. Saya juga korban kasian, saya juga tidak sadar,” ujar Santi saat ditemui di kantor Satpam Unhas, Selasa (9/12).
Kejadian penipuan berkedok menang undian ini kerap terjadi di kampus merah. Mahasiswa yang dinyatakan menang akan diminta mentransfer uang sebagai jaminan.