Pada dasarnya, bank merupakan suatu lembaga yang berfungsi untuk membantu pemerintah dalam rangka menaikkan tingkat ekonomi masyarakat.
Bank memiliki layanan kredit yang membantu masyarakat kurang mampu untuk mendapatkan pinjaman uang untuk modal usaha. Selain itu, bank juga bisa membantu meringankan beban masyarakat yang hendak membeli sesuatu lewat transaksi kredit.
Seiring dengan kemajuan zaman, bank berusaha memperluas jaringan dengan memberikan beberapa kemudahan dalam bertransaksi. Ada setidaknya 4 cara gampang untuk bertransaksi tanpa harus ke bank, antara lain: sms-banking (lewat pesan singkat), phone banking (lewat pesawat telepon), m-banking (lewat ponsel), e-banking (lewat internet).
Dengan inovasi tersebut, nasabah dapat bertransaksi kapan saja dan di mana saja walaupun saat hari libur dan sedang berada di daerah pelosok.
Namun, inovasi yang dilakukan oleh perbankan ternyata diikuti pula oleh para penjahat yang mengincar uang nasabah yang disimpan di bank.
Jika dulu modus kejahatan yang menimpa nasabah bank hanya sekadar perampasan atau penjambretan, kini modus sudah semakin luas dan beragam, terutama yang berkaitan dengan penipuan atau fraud.
Bank Indonesia mencatat pada Mei 2012 bahwa laporan kasus penipuan yang masuk adalah 1.009 kasus. Total nilai kerugian yang diderita ditaksir sekitar Rp 2,37 miliar.
Jenis penipuan yang paling banyak menimpa nasabah bank adalah transaksi Card Not Present (458 kasus) dan pencurian identitas (402 kasus) dengan nilai kerugian masing-masing mencapai Rp 545 juta dan Rp 1,14 miliar.
Jangan sampai menunggu kasus penipuan terjadi pada kita sendiri, keluarga, atau teman-teman kita dulu untuk mulai waspada terhadap penipuan yang marak terjadi. Berikut ini adalah 5 modus penipuan yang berkaitan dengan bank:
1. Penipuan lewat internet
Salah satu cara bank modern berkomunikasi dengan nasabahnya adalah lewat surel. Anda harus waspada ketika mendapatkan pesan dari bank di kotak masuk surel.
Saat ini, penipu yang melek internet bisa tampil layaknya sebuah bank dan mengirim surel kepada Anda. Biasanya di dalam surel tersebut Anda akan diminta untuk menuliskan data diri bahkan hingga nomor rekening serta pin ATM.
Modus yang digunakan oleh penipu biasanya pembaruan data nasabah. Jangan pernah mau mengisi nomor rekening dan nomor pin ATM Anda ketika mendapatkan surel semacam ini.
Bank tidak pernah meminta data nasabah untuk pembauran lewat surel. Untuk mengecek kebenarannya, Anda bisa menelepon atau mungkin langsung mengunjungi bank agar terhindar dari penipuan.
Selain itu, penipu yang canggih bisa membuat satu situs yang amat menyerupai situs resmi sebuah bank. Penipu akan mendapatkan data nasabah seperti nomor rekening dan nomor PIN ketika mereka bertransaksi lewat situs tersebut. Bank punya cara tersendiri untuk mengatasi aksi penipuan seperti ini, yakni dengan menerbitkan token untuk proses transaksi.
Penipu yang menggunakan telepon untuk menipu nasabah biasanya sudah memiliki data singkat tentang calon korban. Modus yang sering dilaporkan adalah penipu menelepon korban dan mengabarkan bahwa ada anggota keluarganya yang kecelakaan.
Ketika panik, nasabah akan dengan mudah dituntun oleh penipu untuk menuju ke ATM dan menransfer sejumlah uang ke rekening penipu dengan dalih biaya rumah sakit agar korban kecelakaan bisa segera ditangani.
Modus lain yang digunakan adalah pemberitahuan bahwa nasabah memenangkan hadiah dari bank. Lalu, ada pula yang menelepon dan mengatakan bahwa ia tertarik pada barang yang dijual (ketika calon korban memasang iklan jual-beli di situs tertentu).
Cara agar terhindar dari kasus penipuan lewat telepon salah satunya adalah tetap tenang. Jangan panik ketika mendapat kabar bahwa salah seorang keluarga Anda kecelakaan. Begitu pula, jangan larut dalam euforia ketika mendapat kabar bahwa Anda menang undian.
Tanyakan dahulu identitas jelas penelepon, termasuk nama dan alamat lengkap. Jangan termakan bujuk rayu penipu yang pandai berkata-kata.
Investasi dilakukan demi memastikan kehidupan di masa depan. Masyarakat tentu tergiur ketika ada yang menawarkan investasi yang menjanjikan imbalan yang amat tinggi.
Telitilah sebelum memutuskan untuk berinvestasi di bank. Cek apakah bunga yang akan didapatkan setimpal dengan modal yang ditanamkan. Selain itu, cek pula latar belakang bank apakah ekonominya kokoh atau tidak. Jadi, Anda tak perlu khawatir bila kelak ada badai krisis yang datang melanda ekonomi nasional.
4. Penipuan lewat kartu kredit
Kartu kredit semakin populer di kalangan masyarakat kelas menengah ke atas. Kondisi ini dimanfaatkan oleh pihak tak bertanggung jawab yang mengincar uang para pemegang kartu kredit.
Merchant atau toko biasanya meminta nomor kartu kredit, masa berlakunya, dan juga 3 digit kode rahasia yang dijumpai pada bagian belakang kartu. Jangan memberikan informasi tersebut kepada pihak lain jika Anda belum yakin benar tentang kredibilitas pihak tersebut.
5. Penipuan lewat nomor layanan palsu
Ketika kartu tertelan mesin ATM, nasabah yang panik biasanya akan langsung menelepon nomor call center yang tertera di mesin ATM.
Penipu memanfaatkan celah ini dengan mengganti nomor call center resmi dengan nomor palsu. Orang yang berada di ujung telepon “call center” akan meminta nasabah menyebutkan nomor PIN dan menjanjikan masalah akan diselesaikan dengan segera.
Padahal, penipu ini membuat mesin ATM seolah-olah menelan kartu Anda. Ketika Anda sudah meninggalkan lokasi, ia akan datang dan mengambil kartu. Lalu, dengan PIN yang telah Anda berikan, ia akan menguras isi tabungan Anda.
Untuk menghindari modus penipuan ini, sebaiknya Anda mencatat nomor call center resmi di daftar kontak. Pastikan bahwa yang menjawab telepon adalah mesin yang akan mengarahkan Anda ke saluran yang benar untuk mengurus masalah ATM.
Itulah kelima modus penipuan terkait perbankan yang sering dilaporkan. Jika Anda menjadi korban penipuan yang menggunakan salah satu modus di atas, segera lapor ke pihak kepolisian. Anda juga bisa melaporkan kasus tersebut ke RumahPengaduan.com yang bisa menyampaikan pengaduan ke pihak terkait.
RumahPengaduan.com merupakan suatu situs yang berfungsi untuk menampung dan menyampaikan pengaduan oleh masyarakat. Pengunjung situs diharapkan bisa memetik pengalaman pahit yang dialami orang lain yang dituliskan di situs ini sehingga di kemudian hari kasus yang sama tak akan terulang lagi.