Sudah sangat banyak money game yang mengatasnamakan investasi atau MLM (Multi Level Marketing). Sudah banyak pula yang jadi korban money game. Anda mungkin sering membaca di media cetak dan elektronik, kasus-kasus penipuan berkedok investasi seperti itu.
Kasus yang terekspose di media masa hanya sebagian kecil sebenarnya, jauh lebih banyak yang tidak terekspose, terutama kasus-kasus korban money game di daerah-daerah.
Beberapa hari yang lalu saya memposting tulisan tentang “Mengapa Banyak Orang yang Benci MLM”, salah satu penyebabnya adalah karena banyak orang yang menyamakan MLM dengan money game yang mengatasnamakan bisnis MLM. Money game disebut juga Skema Ponji, Sistem Piramida atau Arisan Berantai. Kali ini saya akan membahas khusus tentang money game yang mengatasnamakan MLM dan investasi. Money game inilah salah satu yang telah merusak citra MLM. Dalam menjalankan aksinya para pentolan bisnis money game ini menyebut bisnis permainan uangnya dengan baragam nama seperti Koperasi, Investasi atau MLM. Hal ini dimaksudkan untuk mengelabui calon membernya.
Money game, investasi bodong, koperasi abal-abal atau MLM gadungan ini punya ciri yang sebenarnya mudah dikenali, yaitu tidak ada produk yang dijual. Mereka hanya memutarkan uang membernya. Member baru membayar member yang lama dan seterusnya.
Korban Money Game Yang terbaru dan bikin heboh tahun 2014 yang lalu (sampai sekarang malah masih berjalan) adalah money game online global yang dibuat seorang pebisnis dari Rusia. Modusnya hampir sama, member baru diminta membayar kepada beberapa rekening member lama. Setelah dua minggu sang member baru bisa minta ditranfer dananya dengan tambahan imbal hasil sekian persen.
Banyak yang sudah jadi korban permainan uang ini (ilustrasi: nefosnews.com) Beberapa orang teman menjadi korban money game ini. Sang teman bahkan beberapa kali membujuk saya untuk join di jaringan mereka. Teman saya bilang, dia sudah mendapat pengembalian uang investasinya dan sudah mendapatkan member baru yang akan mendaftar di bawah jaringannya. Dia sempat memaksa saya untuk ikut, sampai saya dibuatkan email khusus untuk transaksinya. Namun dengan halus saya menolak, saya bilang bahwa saya belum punya dana untuk diinvestasikan. Sekarang bisnis tersebut bermasalah, menurut sang teman pengembalian dana membernya macet.
Pengelolanya berdalih karena ada member yang nakal dan membuat sistem terganggu. Produk sebagai Kamuflase Ada juga money game yang menggunakan produk tertentu sebagai kamuflase, untuk mengelabui calon membernya. Seolah-olah itu bisnis MLM yang memasarkan produk tertentu. Namun harga produk sangat tak wajar, jauh dari harga di pasaran.
Untuk join di bisnis ini, member harus merogoh kocek jutaan rupiah dan mendapatkan satu produk yang tak bisa dijual. Dalih mereka, produk ini lebih baik dipakai sendiri untuk mengobati beragam penyakit. Saya juga sempat beberapa kali diajak teman untuk gabung, namun lagi-lagi saya menolak dengan halus, bahwa saya tak punya uang sebesar itu untuk join.
Bisnis MLM gadungan ini sempat ramai di Subang. Mereka rutin menggelar pertemuan di salah satu resort di Subang selatan yang disewa khusus untuk promosi dan presentasi. Banyak warga yang menjadi korban. Ada yang menggadaikan tanah dan kendaraan untuk join di bisnis ini, dengan harapan hanya dalam beberapa bulan mereka akan mendapat imbal hasil yang jumlahnya jauh lebih besar dari uang yang mereka investasikan.
Saya sudah berulangkali mengingatkan sang teman, bahwa ini money game berkedok MLM, hanya mengeruk keuntungan dari membernya, setelah itu mereka akan hengkang dan menghilang. Namun sang teman tak percaya, malah dia bersikeras akan membuktikan kepada saya bahwa dia akan mendapatkan bonus yang besar. Sampai berkali-kali dia mengajak saya untuk join dan berkali-kali pula saya ingatkan, namun dia tetap tak menggubris saran saya.
Beberapa bulan yang lalu saya mendapat kabar dari teman yang lain, bahwa ternyata banyak member bisnis ini yang tertipu, jangankan bonus, uang pokok investasi mereka juga raib. Sementara para sponsor mereka yang rutin mengadakan pertemuan promosi dan presentasi sudah hengkang dan hilang entah ke mana. Investasi Emas Bodong Seorang teman yang datang jauh-jauh dari luar kota juga pernah mengajak saya untuk ikut investasi emas, yang saat itu sedang marak.
Dia bercerita bahwa dia ikut bisnis tersebut karena melihat temannya yang sudah sukses mendapatkan imbal hasil puluhan juta rupiah hanya dalam beberapa bulan. Ilutrasi tentang investasi emas bodong (sumber: investasi.kontan.co.id) Dia menyebut bisnis tersebut “5D” yang artinya “duduk, diam, do’a, dapet duit”. Ada-ada saja sang teman ini. Dana yang harus dibayarkan untuk menjadi member bisnis investasi emas ini sebesar 6 juta rupiah. Waktu itu dia berdalih, bahwa bisnis emas sangat menguntungkan dalam jangka panjang, karena harga emas terus naik dan tak pernah turun.
Padahal kenyataannya harga emas juga naik-turun. Saya menolak secara halus ajakan sang teman dengan alasan saya tak punya dananya. Emang waktu itu saya benar-benar tak punya dana sebesar itu… hehehe. Investasi Bodong Berkedok Koperasi Satu lagi money game berkedok investasi dan MLM beraksi dengan mengatasnamakan koperasi serbausaha. Yang satu ini malah membangun markasnya di desa saya, jaraknya hanya sekitar 200 meter dari rumah saya. Awalnya money game berkedok koperasi ini memang sangat meyakinkan, mereka membangun kantor dua lantai dan beberapa ruko yang cukup megah. Di lahan yang sudah mereka beli tersebut, mereka juga membangun kamar kos untuk karyawan sekitar 20 kamar. Di bagian depan deretan kamar kos tersebut dibangun rumah makan. Semua itu untuk menarik investor menanamkan modalnya di koperasi yang mereka kelola.
Mereka mengiming-imingi bunga investasi yang sangat menggiurkan. Bayangkan setiap dana yang diinvestasikan akan mendapatkan bunga sebesar 20% tiap bulan dan dana investasi akan dikembalikan utuh setelah dua tahun. Siapa yang tak tergiur dengan bunga investasi sebesar itu. Besarnya nilai modal yang disetorkan mulai dari 2 juta sampai puluhan juta rupiah. Salah seorang tetangga saya yang dipekerjakan di koperasi tersebut sebagai security memberi tahu saya, sudah banyak orang yang menyimpan dananya di koperasi tersebut. Dana yang disetorkan bervariasi, mulai dari 10 juta sampai ratusan juta rupiah. Setiap akhir pekan para member dan pengurus koperasi mengadakan pertemuan untuk membahas perkembangan bisnis koperasi tersebut.
Saya juga sering melihat banyak mobil dan motor diparkir di halaman kantor koperasi setiap hari Sabtu dan Minggu. Tetangga saya tadi juga menyarankan saya untuk ikut menanamkan modal di koperasi tersebut. Saya hanya mengatakan padanya bahwa saya tak punya banyak uang untuk diinvestasikan. Saya sudah curiga koperasi ini juga menjalankan bisnis investasi bodong berkedok koperasi. Saya hanya mengingatkan kepada teman-teman yang mengajak saya, untuk tidak tergiur dengan iming-iming bunga investasi tinggi yang tak wajar, karena sudah banyak korban kasus investasi bodong semacam itu.
Sampai sekarang tak pernah ada kabar di mana keberadaan sang ketua koperasi tersebut. Beberapa bulan kemudian saya bertemu dengan mantan sekretaris koperasi tersebut (sebut saja namanya Joni) ketika saya mempresentasikan bisnis MLM saya kepada beberapa orang temannya. Joni menceritakan bahwa temannya (ketua Koperasi yang kabur) mengajak dia untuk mengembangkan bisnis investasi di daerahnya dengan badan usaha berupa koperasi. Dia sudah kenal dengan sang ketua koperasi tersebut karena sebelumnya pernah menjadi member salah satu bisnis investasi di daerah Bekasi. Joni mengaku waktu menjalankan bisnis investasi dengan temannya di Bekasi cukup berhasil, walau akhirnya bisnis itu pun tak bertahan lama dan tutup.
Kasus yang terekspose di media masa hanya sebagian kecil sebenarnya, jauh lebih banyak yang tidak terekspose, terutama kasus-kasus korban money game di daerah-daerah.
Beberapa hari yang lalu saya memposting tulisan tentang “Mengapa Banyak Orang yang Benci MLM”, salah satu penyebabnya adalah karena banyak orang yang menyamakan MLM dengan money game yang mengatasnamakan bisnis MLM. Money game disebut juga Skema Ponji, Sistem Piramida atau Arisan Berantai. Kali ini saya akan membahas khusus tentang money game yang mengatasnamakan MLM dan investasi. Money game inilah salah satu yang telah merusak citra MLM. Dalam menjalankan aksinya para pentolan bisnis money game ini menyebut bisnis permainan uangnya dengan baragam nama seperti Koperasi, Investasi atau MLM. Hal ini dimaksudkan untuk mengelabui calon membernya.
Money game, investasi bodong, koperasi abal-abal atau MLM gadungan ini punya ciri yang sebenarnya mudah dikenali, yaitu tidak ada produk yang dijual. Mereka hanya memutarkan uang membernya. Member baru membayar member yang lama dan seterusnya.
Korban Money Game Yang terbaru dan bikin heboh tahun 2014 yang lalu (sampai sekarang malah masih berjalan) adalah money game online global yang dibuat seorang pebisnis dari Rusia. Modusnya hampir sama, member baru diminta membayar kepada beberapa rekening member lama. Setelah dua minggu sang member baru bisa minta ditranfer dananya dengan tambahan imbal hasil sekian persen.
Banyak yang sudah jadi korban permainan uang ini (ilustrasi: nefosnews.com) Beberapa orang teman menjadi korban money game ini. Sang teman bahkan beberapa kali membujuk saya untuk join di jaringan mereka. Teman saya bilang, dia sudah mendapat pengembalian uang investasinya dan sudah mendapatkan member baru yang akan mendaftar di bawah jaringannya. Dia sempat memaksa saya untuk ikut, sampai saya dibuatkan email khusus untuk transaksinya. Namun dengan halus saya menolak, saya bilang bahwa saya belum punya dana untuk diinvestasikan. Sekarang bisnis tersebut bermasalah, menurut sang teman pengembalian dana membernya macet.
Pengelolanya berdalih karena ada member yang nakal dan membuat sistem terganggu. Produk sebagai Kamuflase Ada juga money game yang menggunakan produk tertentu sebagai kamuflase, untuk mengelabui calon membernya. Seolah-olah itu bisnis MLM yang memasarkan produk tertentu. Namun harga produk sangat tak wajar, jauh dari harga di pasaran.
Untuk join di bisnis ini, member harus merogoh kocek jutaan rupiah dan mendapatkan satu produk yang tak bisa dijual. Dalih mereka, produk ini lebih baik dipakai sendiri untuk mengobati beragam penyakit. Saya juga sempat beberapa kali diajak teman untuk gabung, namun lagi-lagi saya menolak dengan halus, bahwa saya tak punya uang sebesar itu untuk join.
Bisnis MLM gadungan ini sempat ramai di Subang. Mereka rutin menggelar pertemuan di salah satu resort di Subang selatan yang disewa khusus untuk promosi dan presentasi. Banyak warga yang menjadi korban. Ada yang menggadaikan tanah dan kendaraan untuk join di bisnis ini, dengan harapan hanya dalam beberapa bulan mereka akan mendapat imbal hasil yang jumlahnya jauh lebih besar dari uang yang mereka investasikan.
Saya sudah berulangkali mengingatkan sang teman, bahwa ini money game berkedok MLM, hanya mengeruk keuntungan dari membernya, setelah itu mereka akan hengkang dan menghilang. Namun sang teman tak percaya, malah dia bersikeras akan membuktikan kepada saya bahwa dia akan mendapatkan bonus yang besar. Sampai berkali-kali dia mengajak saya untuk join dan berkali-kali pula saya ingatkan, namun dia tetap tak menggubris saran saya.
Beberapa bulan yang lalu saya mendapat kabar dari teman yang lain, bahwa ternyata banyak member bisnis ini yang tertipu, jangankan bonus, uang pokok investasi mereka juga raib. Sementara para sponsor mereka yang rutin mengadakan pertemuan promosi dan presentasi sudah hengkang dan hilang entah ke mana. Investasi Emas Bodong Seorang teman yang datang jauh-jauh dari luar kota juga pernah mengajak saya untuk ikut investasi emas, yang saat itu sedang marak.
Dia bercerita bahwa dia ikut bisnis tersebut karena melihat temannya yang sudah sukses mendapatkan imbal hasil puluhan juta rupiah hanya dalam beberapa bulan. Ilutrasi tentang investasi emas bodong (sumber: investasi.kontan.co.id) Dia menyebut bisnis tersebut “5D” yang artinya “duduk, diam, do’a, dapet duit”. Ada-ada saja sang teman ini. Dana yang harus dibayarkan untuk menjadi member bisnis investasi emas ini sebesar 6 juta rupiah. Waktu itu dia berdalih, bahwa bisnis emas sangat menguntungkan dalam jangka panjang, karena harga emas terus naik dan tak pernah turun.
Padahal kenyataannya harga emas juga naik-turun. Saya menolak secara halus ajakan sang teman dengan alasan saya tak punya dananya. Emang waktu itu saya benar-benar tak punya dana sebesar itu… hehehe. Investasi Bodong Berkedok Koperasi Satu lagi money game berkedok investasi dan MLM beraksi dengan mengatasnamakan koperasi serbausaha. Yang satu ini malah membangun markasnya di desa saya, jaraknya hanya sekitar 200 meter dari rumah saya. Awalnya money game berkedok koperasi ini memang sangat meyakinkan, mereka membangun kantor dua lantai dan beberapa ruko yang cukup megah. Di lahan yang sudah mereka beli tersebut, mereka juga membangun kamar kos untuk karyawan sekitar 20 kamar. Di bagian depan deretan kamar kos tersebut dibangun rumah makan. Semua itu untuk menarik investor menanamkan modalnya di koperasi yang mereka kelola.
Mereka mengiming-imingi bunga investasi yang sangat menggiurkan. Bayangkan setiap dana yang diinvestasikan akan mendapatkan bunga sebesar 20% tiap bulan dan dana investasi akan dikembalikan utuh setelah dua tahun. Siapa yang tak tergiur dengan bunga investasi sebesar itu. Besarnya nilai modal yang disetorkan mulai dari 2 juta sampai puluhan juta rupiah. Salah seorang tetangga saya yang dipekerjakan di koperasi tersebut sebagai security memberi tahu saya, sudah banyak orang yang menyimpan dananya di koperasi tersebut. Dana yang disetorkan bervariasi, mulai dari 10 juta sampai ratusan juta rupiah. Setiap akhir pekan para member dan pengurus koperasi mengadakan pertemuan untuk membahas perkembangan bisnis koperasi tersebut.
Saya juga sering melihat banyak mobil dan motor diparkir di halaman kantor koperasi setiap hari Sabtu dan Minggu. Tetangga saya tadi juga menyarankan saya untuk ikut menanamkan modal di koperasi tersebut. Saya hanya mengatakan padanya bahwa saya tak punya banyak uang untuk diinvestasikan. Saya sudah curiga koperasi ini juga menjalankan bisnis investasi bodong berkedok koperasi. Saya hanya mengingatkan kepada teman-teman yang mengajak saya, untuk tidak tergiur dengan iming-iming bunga investasi tinggi yang tak wajar, karena sudah banyak korban kasus investasi bodong semacam itu.
Sampai sekarang tak pernah ada kabar di mana keberadaan sang ketua koperasi tersebut. Beberapa bulan kemudian saya bertemu dengan mantan sekretaris koperasi tersebut (sebut saja namanya Joni) ketika saya mempresentasikan bisnis MLM saya kepada beberapa orang temannya. Joni menceritakan bahwa temannya (ketua Koperasi yang kabur) mengajak dia untuk mengembangkan bisnis investasi di daerahnya dengan badan usaha berupa koperasi. Dia sudah kenal dengan sang ketua koperasi tersebut karena sebelumnya pernah menjadi member salah satu bisnis investasi di daerah Bekasi. Joni mengaku waktu menjalankan bisnis investasi dengan temannya di Bekasi cukup berhasil, walau akhirnya bisnis itu pun tak bertahan lama dan tutup.