Pijat Panggilan TINA. Ditangani pemijat muda dan cantik, servis oke. Melayani panggilan ke rumah, hotel dan apartemen sekitar Jakarta Selatan, Jakarta Pusat. Hubungi : 081XXXXXXXX.” Demikian bunyi salah satu iklan cewek panggilan berkedok pijat di Koran harian ibukota.
Ya, iklan itu memang sangat memikat para pria dewasa. Apalagi dengan kalimat-kalimat yang sangat menggoda dan sedikit menjurus itu. “Itu tempat saya kerja dulu, sampai sekarang masih beroperasi,” kata Yanti, mantan cewek panggilan yang kini dirumahkan bos konveksi di kawasan Pesanggrahan Jakarta Selatan.
Selain menjadi cewek panggilan disana, janda anak satu asal Sukabumi Jawa Barat ini juga pernah bekerja di tempat cewek panggilan yang iklannya terpasang di pohon-pohon sepanjang jalan.
“Cara kerjanya sama. Urusan telpon pelanggan sudah ada yang tangani sendiri. Kita datang di jam kerja, mulai jam 16.00-24.00 WIB. Kalau kena piket, ada yang masuk pagi dari jam 08.00-16.00 WIB atau yang piket malam dari jam 22.00-04 dinihari,” beber Yanti.
Saat mendapat bukingan, para cewek panggilan berkedok pemijat ini tidak pergi sendirian. “Ada yang tugasnya antar dan jemput. Biasanya pakai sepeda motor,” sambungnya.
Lagi-lagi, untuk mengelabui pelanggan, para cewek panggilan itu akan selalu bilang bahwa yang mengantarnya adalah tukang ojek.
Nah, untuk layanan bawah perut, karena kedoknya adalah pemijat mereka juga wajib melakukan ritual pijat memijat dulu. “Sambil nunggu respon apakah pria yang membuking cewek itu mau langsung ngajak begituan (Making Love),” terang Yanti.
Kendati demikian, pijat memijat itu tak akan berlaku jika pria yang membukingnya sudah memesan lewat telepon bahwa yang diinginkan adalah cewek panggilan. “Jadi begitu datang, ngobrol bentar dan tancap gas,” pungkas Yanti sembari tertawa lebar.