PEKANBARU (Pepos)-Ratusan orang berkumpul di Jalan Arengka Ujung, tak jauh dari Jalan Rawa Bening. Dengan berpakai jas rapi dan gatget menilai jutaan Rupiah, serta mobil mewah yang sengaja di parkir berjejer. Dari dalam ruangan dua orang pembawa acara terlihat membagi-bagikan uang kepada penonton di depannya, sambil berteriak
"Ora Umum, Ora Umum, Utang Gadai Dol"
Dari ratusan orang di dalam ruangan tersebut, seorang wanita muda terlihat cemas, wajahnya murung. Dengan tatapan kosong tak hiraukan ocehan pria yang melakukan persentasi di depannya.
Umi (22) namanya, Warga Pasir Pengaraian ini merasa di tipu habis-habisan oleh tetangganya sendiri, pagi buta ia berangkat dari kampungnya, berpamitan dengan orang tua, melamar pekerjaan di Pekanbaru. Dengan menggunakan pakaian seadanya ia beranikan pergi seorang diri, dengan bekal membongkar uang tabungan yang sudah lama ia kumpulkan.
Namun malang, bukan pekerjaan yang ia dapat, ia malah di ajak bergabung ke multi-level marketing PT QNet Indonesia yang berpusat di jalan Arengka (Jalan Rawa Bening-Red).
"Saya merasa ditipu, katanya ada perusahaan migas sedang buka lowongan pekerjaan, rupanya MLM,"Ujarnya kepada Pekanbaru Pos,Jumat (27/2).
Ia menceritakan kehidupannya yang susah di kampung, untuk ke pekanbaru saja ia hanya memiliki uang pas-pasan. Hingga untuk pulang ke kampung halamannya saja ia tidak memiliki uang lagi.
"Saya tidak bisa pulang, kehabisan ongkos,"Imbuhnya.
Tak hanya Umi rupanya, penipuan multi-level marketing PT QNet di Pekanbaru dengan modus lowongan pekerjaan perusahaan juga di alami mahasiswi UIN Suska berinisial TL (23). Ia menjelaskan mendapatkan pekerjaan sesuai profesi idaman atau latar belakang pendidikan merupakan idaman setiap orang. Hal inilah yang di manfaatkan agen agen Qnet untuk merekrut anggotanya.
"Saya di iming-imingi gaji yang besar, namun setelah datang, malah di ajak bergabung ke MLM,"Ujarnya.
TL mengatakan meski pun tidak ada paksaan bergabung atau tidak, namun dengan kebohongan yang dilakukan agar mau datang
ke acara seminar seminar tersebut telah merugikan banyak orang, apalagi jika korbannya tinggal jauh dari daerah-daerah.
"Inikan namanya penipuan terselubung, memanfaatkan orang yang butuh pekerjaan,"Geramnya.
Penipan Q-net tak hanya sampai disitu, Riki (24) warga panam, mengaku adik kandungnya pernah hampir termakan rayuan agen Q-net, yang mayoritas mereka orang yang di kenal.
"Agen Q-net ini kawan adik saya, di tau adik saya lagi butuh pekerjaan,"Ujarnya bercerita kepada Pekanbaru Pos.
Adiknya awalnya tergoda, karena di tawari dengan gaji yang tinggi, kemudian juga di yakinkan dengan dibawa ke salah satu Hotel untuk menghadiri pertemuan.
"Syarat masuk kerja disana, katanya harus bayar uang masuk 7 hingga 8 juta, dengan alasan lewat jalur belakang,"Tutur Riki.
Selidik punya selidik, ternyata setelah membayar uang tersebut, adiknya juga di wajibkan mencari anggota dibawahnya agar mendapatkan bayaran di pekerjaannya ini.
"Saya langsung bilang kalau itu penipuan, jangan di percaya, yang ada uang tidak kembali,"tegasnya.
Namun dugaan riki benar adanya, kecurigaan timbul saat agen Q-net, mendesak adiknya untuk segera membayarkan uang tersebut segera mungkin, karena sudah ditanya orang perusahaan tempatnya bekerja.
"Adik saya menolak untuk memberikan uangnya, dan lantas mereka marah, dan mengancam akan melaporkan ke polisi, dengan alasan pencemaran nama baik,"Cerita Riki.
Tak hanya sampai di situ saja, adiknya juga mendapatkan teror melalui facebook, dan telfon yang tidak dikenal, menanyakan alamat rumah dan minta bertemu.
"Sampai sekarang dia tidak lagi berteman dengan temannya itu,"Tutur Riki.
Menanggapi hal tersebut, Dosen UIN Suska, Hayatullah Kurniadi meminta kepada masyarakat Pekanbaru untuk berhati-hati, khususnya untuk mahasiswa yang banyak menjadi korbannya.
"Dirumah saya, juga ada korban Qnet ini, yang sekarang menumpang, karena terlantar,"Ujarnya.
Ia mengaku tidak tau bagaimana awal mulanya, namun korban seperti linglung dan kelihatan stres saat ditemukan, karena kabarnya harta bendanya habis ia jual untuk bergabung dengan Qnet tersebut, yang mulanya juga ditipu dengan modus penerimaan lowongan pekerjaan.
"Karena keluarga saya kasihan, sekarang dia bantu-bantu di warung orang tua saya,"Ujar Aat sapaan akrabnya.
Ia berharap pemerintah atau dinas terkait mengambil langkah terkait kasus ini, karena sudah banyak pengaduan bisnis multi level marketing atau MLM Q-net ini, yang menimbulkan kerugian orang lain dengan ketidakjelasannya.
"Apalagi sekarang, modusnya semakin menjadi jadi, dengan mengatakan ada lowongan pekerjaan, inikan kelewatan,"Tuturnya.
Penasaran, Pekanbaru Pos melakukan investigasi mencari tahu kebenaran tersebut, berbekal nomor telfon yang diberikan nasasumber, Pekanbaru pos menyamar agar mendapatkan kepastian akan modus lowongan pekerjaan tersebut, dengan menghubungi AS (22) salah satu Agen Qnet yang merupakan mahasiswa Teknik Elektro Semester 4 di salah satu kampus yang ada di Pekanbaru.
Mulanya AS sedikit berhati-hati memberikan informasi lowongan pekerjaan tersebut, banyak pertanyaan yang ia lontarkan saat pekanbaru pos menanyakan perihal lowongan pekerjaan tersebut.
"Dapat nomor saya dari mana, siapa teman kamu yang kasih nomor saya, saya tidak kenal, saya tidak pernah mengumumkan perusahaan saya buka lowongan,"Tanyanya dengan penuh curiga.
Namun setelah mencoba meyakinkan, AS pun menyerah. Ia pun mulai melancarkan aksinya, yang mengaku dari PT AMS sebuah perusahaan migas yang sedang berkembang di Pekanbaru, sedang membutuhkan pegawai banyak saat ini. AS pun menceritakan jika dia sudah 1 bulan lebih bekerja disana, sembari menyelesaikan pendidikannya di Kampusnya.
"Kemarin kita memang banyak buka lowongan, kalau mau bisa saya bantu,datang saja hari minggu pagi di Jalan Arengka, perusahaan kita besok ada acara,"Imbuhnya
Kemudian sebuah pertanyaan dari Pekanbaru Pos, membuat AS semakin tersudut, yakni AMS itu kepanjangan apa, kenapa baru dengar nama perusahaannya, dan kenapa PT AMS ini mau mempekerjakan mahasiswa yang belum menyelesaikan kuliahnya dan masih semester 4.
"Aduh susah saya menyebutkannya, AMS ini tulisannya bahasa inggris, jadi agak sulit saya menyebutkannya,"Katanya beralasan.
Dan ia mengaku perusahaan AMS tersebut milik abangnya, jadi ia diperbolehkan bekerja disana meski pun masih duduk di bangku kuliah.
"Saya bisa bekerja disana,karena bosnya abang saya,"Ungkapnya kehabisan akal.
Namun setelah disebutkan Q-net, ia pun tidak dapat menghindar lagi. Ia mengaku terpaksa berbohong seperti itu, karena jika di katakan dari MLM Q-net, orang pasti tidak akan mau datang ke persentasi hari minggu tersebut, apalagi banyak orang mengatakan Q-net merupakan modus penipuan.
"Kalau saya jujur dari awal, pasti tidak akan ada yang mau datang,"Ujarnya.
As masih ngotot, jika apa yang ia lakukan bersama teman temannya tidak salah, dengan alasan tidak ada paksaan untuk bergabung setelah mengikuti acara seminar tersebut.
Dan ia mengaku jika Qnet sendiri merupakan MLM yang legal di Indonesia, jadi tidak bisa dituntut.
"Biasanya setelah seminar, kita ajak makan, dan baru kita lakukan prospek, kalau mau gabung syukur, kalau tidak mau tidak apa-apa,"Ketusnya.
Dari informasi yang di dapat Pekanbaru Pos di lapangan, setiap peserta diwajibkan membeli produk berupa Cakra, berupa lempengan kaca bening bulat sebesar telapak tangan atau Simpeden, berupa lempengan logal bundar sebesar uang logal Rp100 lama berbentuk gantungan kalung, seharga Rp8 juta. Barang itu, menurut pihak QNET, mahal karena merupakan benda terapi kesehatan. Selain harus membayar Rp8 juta untuk barang yang dianggap tak bernilai tersebut, peserta MLM QNET wajib mengajak enam peserta baru bertransaksi dengan nilai masing-masing Rp8 juta, baru mendapatkan bonus Rp3,5 Juta. (DID)
"Ora Umum, Ora Umum, Utang Gadai Dol"
Dari ratusan orang di dalam ruangan tersebut, seorang wanita muda terlihat cemas, wajahnya murung. Dengan tatapan kosong tak hiraukan ocehan pria yang melakukan persentasi di depannya.
Umi (22) namanya, Warga Pasir Pengaraian ini merasa di tipu habis-habisan oleh tetangganya sendiri, pagi buta ia berangkat dari kampungnya, berpamitan dengan orang tua, melamar pekerjaan di Pekanbaru. Dengan menggunakan pakaian seadanya ia beranikan pergi seorang diri, dengan bekal membongkar uang tabungan yang sudah lama ia kumpulkan.
Namun malang, bukan pekerjaan yang ia dapat, ia malah di ajak bergabung ke multi-level marketing PT QNet Indonesia yang berpusat di jalan Arengka (Jalan Rawa Bening-Red).
"Saya merasa ditipu, katanya ada perusahaan migas sedang buka lowongan pekerjaan, rupanya MLM,"Ujarnya kepada Pekanbaru Pos,Jumat (27/2).
Ia menceritakan kehidupannya yang susah di kampung, untuk ke pekanbaru saja ia hanya memiliki uang pas-pasan. Hingga untuk pulang ke kampung halamannya saja ia tidak memiliki uang lagi.
"Saya tidak bisa pulang, kehabisan ongkos,"Imbuhnya.
Tak hanya Umi rupanya, penipuan multi-level marketing PT QNet di Pekanbaru dengan modus lowongan pekerjaan perusahaan juga di alami mahasiswi UIN Suska berinisial TL (23). Ia menjelaskan mendapatkan pekerjaan sesuai profesi idaman atau latar belakang pendidikan merupakan idaman setiap orang. Hal inilah yang di manfaatkan agen agen Qnet untuk merekrut anggotanya.
"Saya di iming-imingi gaji yang besar, namun setelah datang, malah di ajak bergabung ke MLM,"Ujarnya.
TL mengatakan meski pun tidak ada paksaan bergabung atau tidak, namun dengan kebohongan yang dilakukan agar mau datang
ke acara seminar seminar tersebut telah merugikan banyak orang, apalagi jika korbannya tinggal jauh dari daerah-daerah.
"Inikan namanya penipuan terselubung, memanfaatkan orang yang butuh pekerjaan,"Geramnya.
Penipan Q-net tak hanya sampai disitu, Riki (24) warga panam, mengaku adik kandungnya pernah hampir termakan rayuan agen Q-net, yang mayoritas mereka orang yang di kenal.
"Agen Q-net ini kawan adik saya, di tau adik saya lagi butuh pekerjaan,"Ujarnya bercerita kepada Pekanbaru Pos.
Adiknya awalnya tergoda, karena di tawari dengan gaji yang tinggi, kemudian juga di yakinkan dengan dibawa ke salah satu Hotel untuk menghadiri pertemuan.
"Syarat masuk kerja disana, katanya harus bayar uang masuk 7 hingga 8 juta, dengan alasan lewat jalur belakang,"Tutur Riki.
Selidik punya selidik, ternyata setelah membayar uang tersebut, adiknya juga di wajibkan mencari anggota dibawahnya agar mendapatkan bayaran di pekerjaannya ini.
"Saya langsung bilang kalau itu penipuan, jangan di percaya, yang ada uang tidak kembali,"tegasnya.
Namun dugaan riki benar adanya, kecurigaan timbul saat agen Q-net, mendesak adiknya untuk segera membayarkan uang tersebut segera mungkin, karena sudah ditanya orang perusahaan tempatnya bekerja.
"Adik saya menolak untuk memberikan uangnya, dan lantas mereka marah, dan mengancam akan melaporkan ke polisi, dengan alasan pencemaran nama baik,"Cerita Riki.
Tak hanya sampai di situ saja, adiknya juga mendapatkan teror melalui facebook, dan telfon yang tidak dikenal, menanyakan alamat rumah dan minta bertemu.
"Sampai sekarang dia tidak lagi berteman dengan temannya itu,"Tutur Riki.
Menanggapi hal tersebut, Dosen UIN Suska, Hayatullah Kurniadi meminta kepada masyarakat Pekanbaru untuk berhati-hati, khususnya untuk mahasiswa yang banyak menjadi korbannya.
"Dirumah saya, juga ada korban Qnet ini, yang sekarang menumpang, karena terlantar,"Ujarnya.
Ia mengaku tidak tau bagaimana awal mulanya, namun korban seperti linglung dan kelihatan stres saat ditemukan, karena kabarnya harta bendanya habis ia jual untuk bergabung dengan Qnet tersebut, yang mulanya juga ditipu dengan modus penerimaan lowongan pekerjaan.
"Karena keluarga saya kasihan, sekarang dia bantu-bantu di warung orang tua saya,"Ujar Aat sapaan akrabnya.
Ia berharap pemerintah atau dinas terkait mengambil langkah terkait kasus ini, karena sudah banyak pengaduan bisnis multi level marketing atau MLM Q-net ini, yang menimbulkan kerugian orang lain dengan ketidakjelasannya.
"Apalagi sekarang, modusnya semakin menjadi jadi, dengan mengatakan ada lowongan pekerjaan, inikan kelewatan,"Tuturnya.
Penasaran, Pekanbaru Pos melakukan investigasi mencari tahu kebenaran tersebut, berbekal nomor telfon yang diberikan nasasumber, Pekanbaru pos menyamar agar mendapatkan kepastian akan modus lowongan pekerjaan tersebut, dengan menghubungi AS (22) salah satu Agen Qnet yang merupakan mahasiswa Teknik Elektro Semester 4 di salah satu kampus yang ada di Pekanbaru.
Mulanya AS sedikit berhati-hati memberikan informasi lowongan pekerjaan tersebut, banyak pertanyaan yang ia lontarkan saat pekanbaru pos menanyakan perihal lowongan pekerjaan tersebut.
"Dapat nomor saya dari mana, siapa teman kamu yang kasih nomor saya, saya tidak kenal, saya tidak pernah mengumumkan perusahaan saya buka lowongan,"Tanyanya dengan penuh curiga.
Namun setelah mencoba meyakinkan, AS pun menyerah. Ia pun mulai melancarkan aksinya, yang mengaku dari PT AMS sebuah perusahaan migas yang sedang berkembang di Pekanbaru, sedang membutuhkan pegawai banyak saat ini. AS pun menceritakan jika dia sudah 1 bulan lebih bekerja disana, sembari menyelesaikan pendidikannya di Kampusnya.
"Kemarin kita memang banyak buka lowongan, kalau mau bisa saya bantu,datang saja hari minggu pagi di Jalan Arengka, perusahaan kita besok ada acara,"Imbuhnya
Kemudian sebuah pertanyaan dari Pekanbaru Pos, membuat AS semakin tersudut, yakni AMS itu kepanjangan apa, kenapa baru dengar nama perusahaannya, dan kenapa PT AMS ini mau mempekerjakan mahasiswa yang belum menyelesaikan kuliahnya dan masih semester 4.
"Aduh susah saya menyebutkannya, AMS ini tulisannya bahasa inggris, jadi agak sulit saya menyebutkannya,"Katanya beralasan.
Dan ia mengaku perusahaan AMS tersebut milik abangnya, jadi ia diperbolehkan bekerja disana meski pun masih duduk di bangku kuliah.
"Saya bisa bekerja disana,karena bosnya abang saya,"Ungkapnya kehabisan akal.
Namun setelah disebutkan Q-net, ia pun tidak dapat menghindar lagi. Ia mengaku terpaksa berbohong seperti itu, karena jika di katakan dari MLM Q-net, orang pasti tidak akan mau datang ke persentasi hari minggu tersebut, apalagi banyak orang mengatakan Q-net merupakan modus penipuan.
"Kalau saya jujur dari awal, pasti tidak akan ada yang mau datang,"Ujarnya.
As masih ngotot, jika apa yang ia lakukan bersama teman temannya tidak salah, dengan alasan tidak ada paksaan untuk bergabung setelah mengikuti acara seminar tersebut.
Dan ia mengaku jika Qnet sendiri merupakan MLM yang legal di Indonesia, jadi tidak bisa dituntut.
"Biasanya setelah seminar, kita ajak makan, dan baru kita lakukan prospek, kalau mau gabung syukur, kalau tidak mau tidak apa-apa,"Ketusnya.
Dari informasi yang di dapat Pekanbaru Pos di lapangan, setiap peserta diwajibkan membeli produk berupa Cakra, berupa lempengan kaca bening bulat sebesar telapak tangan atau Simpeden, berupa lempengan logal bundar sebesar uang logal Rp100 lama berbentuk gantungan kalung, seharga Rp8 juta. Barang itu, menurut pihak QNET, mahal karena merupakan benda terapi kesehatan. Selain harus membayar Rp8 juta untuk barang yang dianggap tak bernilai tersebut, peserta MLM QNET wajib mengajak enam peserta baru bertransaksi dengan nilai masing-masing Rp8 juta, baru mendapatkan bonus Rp3,5 Juta. (DID)