Kasus penipuan asuransi,asuransi penipu-Harta kerap membutakan orang-orang yang mengejarnya. Tidak sedikit yang mencoba menambah pundi-pundi kekayaannya dengan cara-cara yang tidak benar. Biasanya orang dibutakan karena masalah perebutan harta warisan seperti yang kini kasusnya sedang marak diperbincangkan pada kasus pembunuhan anak perempuan, Angeline, di Bali.
Belum ada bukti jelas bahwa kasus pembunuhan ini disebabkan oleh masalah perebutan warisan. Sempat ada dugaan dan ramai diberitakan di media bahwa Angeline akan mendapat 60 persen warisan yang ditinggalkan ayah angkatnya, Douglas Bruce Scarborough, yang berkewarganegaraan Amerika Serikat. Angeline dikabarkan berhak mendapat Rp 11,7 miliar dari total Rp 19,5 miliar.
Selain masalah perebutan warisan, penyalahgunaan klaim asuransi juga kerap hadir membayangi mereka yang ingin mendapatkan suntikan dana besar dengan cara tidak halal. Penyanyi dangdut, Saiful Jamil, sempat dituduh melakukan kejahatan asuransi ini ketika dia mengalami kecelakaan mobil di tol Cipularang yang menewaskan istrinya, Virginia Anggraeni, pada tahun 2011. Kabar ini menguap begitu saja setelah tidak ada yang bisa membuktikan kebenarannya. (Baca juga: 5 Film yang Bisa Sadarkan Anda Pentingnya Asuransi)
Di luar negeri, banyak kasus penyalahgunaan klaim asuransi yang kemudian bisa terkuak. Para pelakunya membuat cerita kematiannya sendiri demi mencairkan klaim asuransi jiwa yang sudah mereka miliki. Berikut ini dua contohnya seperti yang dilansir gocompare.com dalam artikel berjudul Four Utterly Ludicrous Life Insurance Scams.
Mengaku Meninggal di Afganistan
Negara ini menjadi pilihan Ahmad Akhtary, 36 tahun, saat ingin mendapatkan dana segar dari asuransi yang telah diikutinya. Pada tahun 2006, dia sudah menyiapkan sertifikat kematian palsu, yang disebut dibuat di Afganistan – negara tempat kelahirannya.
Penyebab kematiannya? Cedera serius pada area kepala. Dengan sertifikat ini, mantan istri Ahmad, Anne bisa mengklaim asuransi jiwa di Norwich Union sebesar £ 300,000 (Rp 6,34 miliar). Tetapi setelah itu, Ahmad tak takut melanjutkan aktivitas bisnisnya seperti biasa dan bahkan berani melakukan perjalanan hanya enam bulan setelah kematiannya itu.
Hal ini tentu membuat pihak asuransi curiga dan akhirnya menanyai Anne. Dia pun akhirnya menyerah dan mengaku sudah ditipu mantan suaminya itu. Uang tak jadi didapatkan, Anne dan Ahmad pun akhirnya harus menjalani hukuman penjara selama 9 bulan. (Baca juga : Persiapkan Rencana Finansial Jika Anda Divonis Penyakit Kritis).
Berita Mengejutkan dari Keluarga Darwin
Kasus John Darwin ini merupakan bentuk paling umum terjadi pada penipuan klaim asuransi jiwa masa kini. Semuanya berawal dari perjalanan sang petugas penjara serta guru ini di Seaton Carew, dekat Hartlepool di Yorkshire. Dia menggunakan kano, seharusnya tidak begitu berbahaya untuknya. Tetapi, dia tak pernah kembali.
Setahun berselang, John dikabarkan sudah meninggal dunia dengan dugaan dia mengalami kecelakaan karena terseret arus ke Laut Utara dan tenggelam. Istri John, Anne, kemudian mendapatkan total uang 250 ribu Poundsterling atau sekitar Rp 5,29 miliar, termasuk di dalamnya klaim asuransi jiwa senilai 25 ribu Pounds (Rp 529 juta) dan dana pensiun dari tempat kerja John sebesar 58 ribu Pounds (Rp 1,22 miliar).
Namun, keadaan terlihat aneh setelah John muncul lagi di depan publik di sebuah kantor polisi di London pada tahun 2007. John mengaku amnesia dan mungkin saja ada orang yang sedang mencarinya. Dua hari berselang – setelah dipertemukan kembali oleh kedua anaknya – John langsung ditahan Soctland Yard (Kepolisian London) atas tuduhan penipuan asuransi. Tuduhan ini diperkuat oleh ditemukannya foto John yang sedang berlibur bersama sang istri, Anne, di Panama. (Baca juga: Cara Pilih Bengkel Asuransi Kendaraan Agar Klaim Tidak Repot)
Ternyata, John langsung pulang ke rumahnya beberapa saat setelah membuat kano yang digunakannya. Dia kemudian tinggal di sebuah rumah di daerah Lade selama empat tahun. Dia bersembunyi dengan sangat baik setiap kali ada tamu yang datang. Demi aktivitas sosialnya, John Darwin kemudian menggunakan nama dari seorang anak laki-laki bernama John Jones. Nama ini yang kemudian digunakan untuk membuat paspos baru. Tampaknya John sudah berupaya merancang tipuannya itu dengan cermat. Setelah membuat paspor palsu, John ingin kabur ke Amerika Selatan.
Dari kasus-kasus ini, kita dapat memahami betapa pentingnya memiliki asuransi. Namun, jangan sampai kemudian disalahgunakan seperti ada kasus-kasus tersebut karena pada akhirnya bisa merugikan diri sendiri dan juga keluarga.