Quantcast
Channel: Cyber Crime Stories | Modus Penipuan Online Store - Recent questions and answers
Viewing all articles
Browse latest Browse all 5411

Waspada Modus Penipuan: Pura-pura Sok Akrab

$
0
0

Modus penipuan pura-pura kenal-Saya beberapa kali berhadapan dengan penipu yang pakai modus pura-pura sok akrab. Dulu awalnya saya belum sadar bahwa mereka penipu. Tapi setelah diberitahu oleh teman, barulah saya ngeh. Alhamdulillah, hingga hari ini saya masih selamat dari penipuan seperti itu.

Seperti apa sih, penipu yang pakai modus sok akrab itu? Berikut saya ceritakan saja pengalaman saya mengalami modus penipuan sok kenal, sebagai contohnya.

Pengalaman pertama terjadi bertahun-tahun lalu, ketika Facebook bahkan Friendster belum ada. Saat itu, seseorang menyapa saya lewat Yahoo! Messenger.

“Halo, apa kabar?”
“Maaf ini siapa?”
“Teman lama kamu.”
“Teman yang mana, ya?”
“Masa kamu tak tahu?”
“Tidak. Siapa?”
“Kalau kamu penasaran pengen tahu siapa saya, temui saya di hotel X sore ini jam sekian.”

Walah! Saya tertawa ngakak membaca jawaban terakhirnya itu. Ngapain juga saya menemui dia? Emang saya penasaran? Sama sekali tidak! Saya tidak berkepentingan apapun. Maka dia pun segera saya cuekin.

Pengalaman kedua terjadi sekitar tahun 2005. Saat itu, saya sedang berjalan kaki menuju kantor seorang teman di Wisma Indocement. Cukup nekad juga saya ketika itu, karena berani melewati ruas jalan yang sedang sepi.

Seorang bapak berusia sekitar 45 tahun tiba-tiba mencegat saya.

“Halo, apa kabar?”
“Baik.”
“Masih ingat saya?”
“Tidak. Maaf, Bapak siapa, ya?”
“Kita dulu teman akrab.”
“Masa, sih? Teman di mana, Pak?”
“Coba kamu tebak, kita dulu ketemu di mana.”
“Hm…, mungkin di Slipi kali, ya?”
“Iya, di situ. Slipi.”
Lalu si Bapak ini minta izin untuk bercerita. Saya pun mempersilahkannya.

Dia pun berkata bahwa dirinya baru saja keluar dari penjara karena kasus pembunuhan. Lalu sekarang dia pengangguran, banyak hutang, dikejar-kejar orang, dan seterusnya.

Awalnya saya simpati mendengar ceritanya itu. Tapi karena makin lama makin membosankan dan makin mencurigakan, maka segera pembicaraannya saya potong. “Maaf Pak. Saya buru-buru. Pamit dulu ya.”

Saya pun segera pergi dari situ. Alhamdulillah, tidak terjadi hal-hal yang tak diinginkan terhadap saya.

Pengalaman ketika terjadi sekitar dua minggu lalu. Seseorang tak dikenal menelepon saya.

“Halo, apa kabar?”
“Maaf ini siapa?”
“Teman kamu.”
“Teman yang mana?”
“Coba tebak, kita dulu ketemu di mana.”
“Saya tak mau menebak-nebak. Sebutkan saja siapa kamu.”
Masa kamu tidak tahu siapa saya?”
“Ah, penipu lu!” ujar saya, lalu KLIK! Saya putus saja hubungan teleponnya.

Pengalaman keempat, terjadi barusan saja. Dan itulah yang menggerakkan saya menulis artikel ini.

Handphone saya berdering, dan segera saya angkat.

“Halo, akhirnya kita ketemu lagi,” ujarnya.
“Maaf, ini siapa?” tanya saya.
“Teman kamu.”
“Teman yang mana?”
“Masa gak tahu?”
“Tak tahu. Siapa?”
“Agus.”
“Agus siapa?”
“Emang kamu tak kenal Agus?”
“Agus itu banyak. Kamu Agus yang mana.”
“Coba tebak Agus yang mana.”
“Ah, penipu lu!”

Segera saya putus hubungan teleponnya. Dan sekitar satu menit kemudian dia mengirim SMS yang bunyinya, “Babi lu!”

Saya cuekin saja. Ngapain meladeni orang seperti itu?

* * *

Jika teman-teman menyimak keempat pengalaman saya di atas, maka ada persamaan yang sangat jelas di antara mereka:

1. Menyapa kita dengan sok akrab, pura-pura kenal. Sebab pada dasarnya, mereka sama sekali tak kenal kita, kok.

2. Begitu kita bertanya mengenai dirinya, yang dia lakukan adalah balik bertanya. “Coba tebak.” “Masa kamu gak tahu?” “Coba ingat-ingat, deh.” Dan seterusnya.

3. Begitu kita memberikan jawaban apapun, dia akan membenarkannya. Contohnya seperti pengalaman pertama di atas. Saya menyebut Slipi, maka dia pun berkata, “Betul. Di Slipi.” Kalau misalnya saya menjawab, “Grogol,” pasti dia pun akan berkata, “Betul, di Grogol.”

Intinya, dia hanya mengikuti arus kita. Tapi tanpa sadar, kita yang terbawa arus olehnya.

Jika kita terpedaya dan gampang percaya pada orang sok akrab seperti itu, maka ujung-ujungnya mereka akan minta uang.

Banyak teman yang berkata, orang-orang seperti itu pakai hipnotis untuk menjebak si calon korban. Jadi kita benar-benar harus waspada.


Viewing all articles
Browse latest Browse all 5411

Trending Articles



<script src="https://jsc.adskeeper.com/r/s/rssing.com.1596347.js" async> </script>