Alamat unilever indonesia, d4f penipuan 2015, modus penipuan atm, modus penipuan baru, modus penipuan terbaru, modus penipuan terbaru 2015, nestle indonesia, penipu orang adalah pekerjaan apa yg paling menyenangkan, penipuan d4f, penipuan indomaret, penipuan lazada, penipuan online, produk unilever indonesia, tipu muslihat, unilever, unilever adalah, unilever indonesia, unilever indonesia lowongan, unilever karir, unilever surabaya.
Aksi kriminal, seperti menang undian atau kuis seakan menjadi santapan sehari-hari. Di manapun dan kapan pun aksi tersebut bisa dilakukan dengan berbagai cara. Tentunya, setiap pelaku sudah memperhitungkan setiap risiko yang akan terjadi sebelum melakukannya.
Bahkan para pelaku sepertinya sudah memiliki target tersendiri untuk mencari mangsa dari aksi kejahatannya.
Dalam kriminolog, yang berpotensi menjadi korban adalah perempuan, terutama mereka yang lemah dan mudah dirayu. Selanjutnya anak-anak, mereka yang belum dewasa dan belum mengerti banyak hal sehingga mudah dikelabui. Yang terakhir orangtua, terutama yang pemikirannya belum modern sehingga mudah dipengaruhi.
Selain target, situasi dan kondisi juga menjadi pemicu aksi penipuan tersebut. Lemahnya kondisi psikologis korban menentukan keberhasilan aksi para pelaku. Pelaku yang melakukan penipuan sambil mengangis-nangis, atau yang memainkan emosi korbannya memungkinkan pelaku berhasil memperdaya korbannya. Bahkan banyak juga mereka yang menghipnotis korbannya untuk menuruti segala perintah pelaku.
Seperti kejadian yang dialami oleh saudari AS, mertua beliau menjadi korban penipuan yang mengaku orang Unilever Indonesia. Berikut kisahnya yang beliau tulis di account Facebooknya.
WASPADA PENIPUAN!!
Mau share sedikit cerita nih, kebetulan korbannya mertua saya sendiri.
Kejadiannya hari Selasa tanggal 27 Oktober 2015 sekitar pukul 16.00. Sore itu mertua saya cuma berdua dirumah, ada 2 orang laki sama perempuan bertamu dan bilang mereka dari PT. Unilever Indonesia. Pendek cerita mertua saya ditanyain pakai produk pasta gigi merek apa? trus mereka bikin semacam kuis yang kalau mertua saya bisa jawab dengan benar maka mereka bisa dapet hadiah TV Flat 29″ (yang barangnya sudah mereka bawa dibungkus pake kantong kresek putih, itu yang diangkat sama si penipu).
Mama mertua saya menjawab pertanyaan kuis dari mereka, dan jawabannya betul. Nah disini letak penipuan nya, mereka minta uang sebanyak Rp 700.000 untuk pajak dari hadiah TV tersebut. Mertua saya yang saat itu tidak pegang uang cash sampai pergi dulu ke ATM untuk ambil uang. Setelah uang dikasih ke si penipu, mereka sempat minta foto sama mertua saya yang katanya foto tersebut akan dimuat di koran KOMPAS edisi besok harinya, karena foto yang diambil sama mereka kurang bagus hasilnya, mama mertua saya minta difoto juga pake HP pribadi dia (ya, mama mertua saya emang doyan selfie).
Uang sudah dia pegang, barang yang katanya TV masih ngejogrog di ruang tamu. Si penipu laki bilang mau ngetes TV nya jadi dia minta disiapkan kabel yang agak panjang ke papa mertua saya, dan si penipu perempuan minta diambilkan minum ke mama mertua saya.
Pas mama papa mertua saya balik ke ruang tamu, dua orang itu sudah tidak ada. Tunggu punya tunggu ga balik-balik lagi.
Mereka tidak punya pikiran macam-macam sampai akhirnya mereka buka bungkusan kresek putih yg katanya TV Flat itu. Betapa kagetnya mereka pas ngebuka bungkusan kresek nya… isinya bukan TV tapi… KOMPOR sodara-sodara!!! kompor gas biasa merk AIRLUX yang kayanya di pasaran harganya gak bakal sampe Rp 700.000 !!
Saya share cerita dan foto si penipu supaya tidak ada lagi yang kena tipu-tipu model begini, penipu sekarang sudah makin gak tahu malu, door to door man!! hati-hati buat yang orang tuanya sering sendiri dirumah, lebih baik gak terima tamu yang gak dikenal.
Semoga ada yang kenal atau ketemu sama orang ini, trus dikenalin ke saya biar bisa saya cubit-cubit dikit pake gunting kuku (kidding).
Thanks for reading and please share if you dont mind (biar kesebar muka si penipu gelo ini).
Salam,
AS
Oleh karena itu, masyarakat harus meningkatkan kewaspadaan dalam berbagai situasi. Jika menjadi korban penipuan, usahakan masyarakat jangan panik sehingga logika masih bisa bekerja. Hal penting yang harus dilakukan adalah memperkaya informasi tentang penipuan dari berita atau dari lingkungan sekitar. Korban juga harus mengecek ulang sumber-sumber yang diduga penipuan. Masyarakat harus mengecek kebenaran dan kejelasan dari informasi yang didapat.