Jelang Tahun Baru 2016-Sebuah toko yang menjual lem kayu yang ditemui Liputan6.com di Jalan Tentara Pelajar, Makassar, menyatakan penjualan lem meningkat akhir-akhir ini. Jika hari biasa hanya terjual sekitar 5 kaleng lem ukuran kecil, penjual toko yang enggan disebut namanya itu berhasil menjual 50 kaleng lem dalam 3 hari terakhir.
Kebanyakan pembeli lem yang biasa digunakan untuk menambal ban itu berusia remaja. Namun, ia tidak mengetahui pasti apa yang akan dilakukan remaja-remaja itu dengan lem yang dibelinya.
"Kami tidak pernah tahu juga mau dipakai apa karena fungsinya kan untuk dipakai tambal ban dalam kendaraan. Jadi, sekali lagi kami tidak tahu mereka beli lem untuk diisap," ujar penjual itu, Selasa, 29 Desember 2015.
Penjelasan didapatkan dari Kabid Humas Polda Sulselbar Kombes Frans Barung Mangera. Ia menyatakan terjadi peningkatan konsumsi lem untuk diisap remaja jelang perayaan Tahun Baru. Karena itu, pihaknya telah menginstruksikan seluruh jajaran untuk menindak tegas kenakalan remaja tersebut.
"Tujuan mereka pakai untuk larut dalam pesta pergantian tahun. Selain murah dan mudah didapatkan, efeknya juga sama yakni membuat pemakainya bisa hilang kesadaran alias mabuk," kata Barung kepada Liputan6.com.
Lem Sebabkan Kecanduan
Barung menerangkan, meski harga lem relatif murah, dampak mengisap lem sangat merusak kesehatan. Pengguna bisa hilang kesadaran hingga mampu melanggar aturan atau berbuat kejahatan.
"Dampaknya sangat merusak karena ketika hilang kesadaran penggunanya dapat melakukan hal-hal yang melanggar aturan seperti berbuat kejahatan," ucap dia.
Kebiasaan mengisap lem juga bisa menyebabkan kecanduan. Irfan, warga Jalan Hartaco, Makassar, menuturkan salah satu keponakannya pernah kecanduan mengisap lem hingga tidak mampu berkomunikasi dengan baik dengan orang sekitarnya. Ia pun harus dirawat dan menjalani rehabilitasi sebelum bisa kembali normal.
"Bayangkan saja, keponakan saya itu kayak orang gila saja. Senang sendirian mengunci diri di kamar dan ketika diajak omong tidak pernah nyambung pembicaraan. Bahkan, dia selalu berhalusinasi mendengar seekor cecak berjalan di dinding," tutur Irfan.
Dampak kecanduan juga dirasakan 3 anak jalanan yang tinggal di bawah jalan layang Panakukang. Kapolsek Panakukang Kompol Woro Susilo menyatakan polisi telah mengamankan ketiga anak yang berusia 6, 5 dan 3 tahun itu saat sedang ngelem setelah seharian berjualan koran. Polisi kemudian menyerahkan ketiga anak tersebut ke Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Selatan.
"Mereka yatim piatu. Siang menjadi loper koran. Hasilnya untuk beli lem," ujar Woro miris.