Mertua saya yang berumur 70 tahun baru saja mengalami sebuah kasus penipuan berkedok investasi emas (motifnya hampir sama dengan kasus GTIS / penipuan berkedok investasi emas, yang ada di Jakarta).
Mertua saya lokasinya di Cirebon, dan juga penipuannya terjadi di Cirebon.
Perusahaan penipunya sudah kabur, kantornya sudah tutup. Alamat kantornya di Jl. Tuparev, Cirebon.
Kami sudah melapor sebanyak tiga kali:
1. telepon ke 110 dan sudah didaftarkan dengan nomor laporan 0[***************]. Oleh kepolisian disuruh melapor ke kantor polisi Cirebon karena TKPnya di Cirebon
2. Kemudian, mertua saya sudah melapor (datang sendiri) ke Polres (Kantor Polisi Pusat Cirebon. Tanggal dan jamnya, mertua saya tidak ingat lagi (mertua saya sudah berumur 70 tahun lebih). Para nasabah korban (sekitar 10 orang) melapor bersama mertua saya. Berkas laporan tidak dibuatkan oleh Polisi Cirebon, dengan alasan kasus ini adalah kasus Nasional, karena perusahaan investasinya memiliki kantor pusat di Jakarta, dan nasabahnya juga tidak hanya di Cirebon. Oleh karena itu, Polisi Cirebon meminta para nasabah untuk melapor ke Mabes Polri (Jakarta).
3. Hari Sabtu, 15 Juni 2013, Mertua saya datang langsung ke Jakarta (dari Cirebon), dan beliau melapor langsung ke Mabes Polri didampingi oleh saya sendiri. Saat itu diterima oleh Bapak Iptu Hendro Sutrisno, Perwira Siaga Bareskrim di Mabes Polri. Laporan dilakukan sekitar pukul 15.00 sore.
Jawaban dari Bapak Iptu Hendro Sutrisno Kejadian ini TKP-nya di Cirebon, jadi kami (korban) harus melapor ke Kantor Polisi Cirebon. Oleh karena itu, laporan kami tidak di-register, dan tidak mendapat bukti lapor.
Bagaimana seharusnya kami melapor dalam hal ini? Mengapa masyarakat dilempar-lempar secara kurang manusiawi (mertua saya sudah berumur lebih dari 70 tahun. Apakah ada tindakan dari Kepolisian untuk menyederhanakan prosedur pelaporan ?
Mertua saya lokasinya di Cirebon, dan juga penipuannya terjadi di Cirebon.
Perusahaan penipunya sudah kabur, kantornya sudah tutup. Alamat kantornya di Jl. Tuparev, Cirebon.
Kami sudah melapor sebanyak tiga kali:
1. telepon ke 110 dan sudah didaftarkan dengan nomor laporan 0[***************]. Oleh kepolisian disuruh melapor ke kantor polisi Cirebon karena TKPnya di Cirebon
2. Kemudian, mertua saya sudah melapor (datang sendiri) ke Polres (Kantor Polisi Pusat Cirebon. Tanggal dan jamnya, mertua saya tidak ingat lagi (mertua saya sudah berumur 70 tahun lebih). Para nasabah korban (sekitar 10 orang) melapor bersama mertua saya. Berkas laporan tidak dibuatkan oleh Polisi Cirebon, dengan alasan kasus ini adalah kasus Nasional, karena perusahaan investasinya memiliki kantor pusat di Jakarta, dan nasabahnya juga tidak hanya di Cirebon. Oleh karena itu, Polisi Cirebon meminta para nasabah untuk melapor ke Mabes Polri (Jakarta).
3. Hari Sabtu, 15 Juni 2013, Mertua saya datang langsung ke Jakarta (dari Cirebon), dan beliau melapor langsung ke Mabes Polri didampingi oleh saya sendiri. Saat itu diterima oleh Bapak Iptu Hendro Sutrisno, Perwira Siaga Bareskrim di Mabes Polri. Laporan dilakukan sekitar pukul 15.00 sore.
Jawaban dari Bapak Iptu Hendro Sutrisno Kejadian ini TKP-nya di Cirebon, jadi kami (korban) harus melapor ke Kantor Polisi Cirebon. Oleh karena itu, laporan kami tidak di-register, dan tidak mendapat bukti lapor.
Bagaimana seharusnya kami melapor dalam hal ini? Mengapa masyarakat dilempar-lempar secara kurang manusiawi (mertua saya sudah berumur lebih dari 70 tahun. Apakah ada tindakan dari Kepolisian untuk menyederhanakan prosedur pelaporan ?